Minggu, 15 Januari 2012

Gunungtilu Ciwidey, cagar alam yg belum banyak diketahui orang

Gunungtilu Pasirjambu-Pangalengan
KEKAYAAN biota Cagar Alam Gunung Tilu masih belum banyak diketahui oleh masyarakat luas. Padahal kawasan hutan yang terhampar di Kec. Ciwidey, Pasirjambu, dan Kec. Pangalengan Kab. Bandung ini menyimpan banyak flora langka dan satwa liar yang dilindungi.
Kawasan hutan yang ditetapkan sebagai cagar alam bersama Gunung Waringin, Gunung Kawah Ciwidey, dan Gunung Riung Gunung berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian No. 68/Kpts/Um/2/1978 ini mempunyai luas 8.000 hektare. Terletak di ketinggian 1.030-2.140 mdpl, kawasan ini termasuk dalam tipe iklim B dengan curah hujan rata-rata 2.534 mm/tahun. 
Masyarakat lebih mengenal Gunung Tilu sebagai kawasan perkebunan teh. Salah satu jenis teh yang terkenal dari perkebunan di gunung ini adalah teh putih. Jenis teh yang biasa diminum para bangsawan Inggris ini, mempunyai kandungan kaltekin dan eltian yang cukup tinggi sehingga dipercaya dapat membantu pengendalian emosi peminumnya. Selain itu, zat kaltekin dan eltian juga dapat membuat seseorang lebih aktif, sigap dan percaya diri.
Teh putih banyak diproduksi di kawasan Gunung Tilu, Kec. Ciwidey. Daun teh putih hanya dapat diperoleh dari satu pucuk daun teh, paling atas untuk tiap tangkai. Tak heran jika harga teh putih sangat mahal, kira-kira Rp 1 juta/kg.
Sebenarnya, Gunung Tilu merupakan kawasan hutan cagar alam menyimpan kekayaan biota. Sayangnya kekayaan ini lebih banyak diketahui para peneliti, baik dari dalam maupun luar negeri.
Sebagai hutan dengan tipe ekosistem hutan hujan daratan tinggi ini, di Gunung Tilu tumbuh 197 jenis flora mulai yang berukuran kecil hingga besar serta flora yang mudah ditemukan hingga yang langka. Jenis pohon yang banyak tumbuh di kawasan hutan ini adalah, saninten (Castanopsis argentea), rasamala (Altingia excelsa), kiputri (Podocarpus nerifolius), pasang (Quercus lineata), puspa (Schima walichii), kondang (Ficus variegata), dan tunggeureuk (Castanopsis tunggurut). Ada juga jenis flora yang namanya menggunakan bahasa Sunda, seperti canar bokor, huru batu, hariang, kiputri, kibanen, katulampa, panggang rante, paku oray, sulangkar, kareumbi, dan cucak kutilang.
Yang menarik, di gunung ini menyimpan kekayaan yang sangat indah, yaitu tanaman anggrek yang mencapai 48 jenis. Tanaman anggrek tersebut hidup menempel pada ratusan pohon-pohon besar yang tumbuh di Cagar Alam Gunung Tilu. Keragaman tanaman anggrek di Cagar Alam Gunung Tilu tak banyak diketahui orang. 
Beberapa jenis anggrek yang tumbuh lestari antara lain Apendikula ramosa, Agrostophyllum denbergeri, Coelogine miniata, Liparis polidata, Cymbidium roseum, dan Payus plapus. Keberagaman anggrek di Cagar Alam Gunung Tilu sempat diteliti salah seorang pakar anggrek.
Penggemar anggrek akan merasakan ketakjuban luar biasa menyaksikan berbagai jenis anggrek tumbuh dalam satu hamparan. Seperti sengaja ditanam orang, padahal tanaman anggrek tersebut tumbuh secara liar. Benar-benar seperti taman anggrek dalam ukuran raksasa.
Menurut Plh. Kepala Seksi Kantor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah III (Kabupaten Bandung, Sumedang, dan Kota Bandung) Siswoyo mengungkapkan, anggrek yang tumbuh di Cagar Alam Gunung Tilu sangat indah. Bentuk dan motif bunganya sangat unik, termasuk wangi yang dikeluarkannya.
"Ada salah satu jenis anggrek harumnya bisa bertahan sampai satu bulan. Wangi anggrek biasanya hanya bertahan satu minggu, setelah itu hilang," ujarnya kepada "GM" di Soreang, Rabu (4/1).
Untuk menikmati keindahan tanaman anggrek ini, pengunjung harus rela berjalan masuk kedalam kawasan hutan. Apabila Anda terlalu lelah, keingintahuan Anda bisa terobati dengan sebagian tanaman anggrek yang tumbuh di bagian luar Cagar Alam Gunung Tilu.
Satwa liar
Cagar alam yang letaknya berbatasan dengan perkebunan teh ini juga menjadi tempat "bersosialisasinya" satwa liar. Siswoyo mengatakan, kawasan Cagar Alam Gunung Tilu menjadi habitat 68 jenis burung, 7 reptil, 10 ampibi, 16 mamalia, 4 primata, dan 5 jenis capung. 
Diantara satwa yang masih dapat ditemui adalah, macan tutul (Panthera pardus), bajing (Callosciurus notatus), kera (Macaca fascicularis), owa (Hylobathes moloch), lutung (Trachypitechus auratus), surili (Presbytis comata), burung elang ruyuk (Spilornis cheela), burung tulung tumpuk (Megalaima javanensis), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), dan ular sanca (Phyton reticulatus).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999, di antara jenis satwa yang di Gunung Tilu, hanya monyet ekor panjang, macan tutul, dan surili yang dilindungi. Di antara ketiga satwa tersebut, yang paling unik adalah surili, karena primata ini tidak ditemukan di tempat lain sehingga menjadi maskot Cagar Alam Gunung Tilu.
Surili termasuk jenis primata yang banyak mengonsumsi daun muda atau kuncup daun sebagai makanannya. Jenis tumbuhan yang menjadi makanan surili juga sangat beragam. Beberapa hasil penelitian memperlihatkan bahwa surili mengonsumsi lebih dari 75 jenis tumbuhan yang berbeda.
Surili merupakan satwa yang hanya terdapat (endemik) di Jawa Barat dan Banten. Surili hanya dapat dijumpai di kawasan lindung dan konservasi dengan jumlah yang tersisa berkisar antara 4.000-6.000 ekor di seluruh kawasan hutan Jawa Barat dan Banten. Apabila Anda berkesempatan melihat primati ini, Anda termasuk yang beruntung.
Meski tak luput dari incaran perambah hutan, namun Cagar Alam Gunung Tilu yang masih "perawan" ini, merupakan potret dari hutan rimba yang tersisa di Jawa Barat. 
Apabila Anda tertarik untuk mengunjungi kawasan hutan ini, bisa menggunakan jalur Bandung-Soreang-Pasirjambu-Gambung sekitar 156 km. Anda pun bisa menggunakan jalur Bandung-Banjaran-Cikalong-Pangalengan-Puncak Mulya sekitar 178 km. Jalur terakhir yang mencapai 197 km adalah, Bandung-Soreang-Ciwidey-Perkebunan Rancabolang-Pulau Dewata.
Kondisi jalan bervariasi, sehingga Anda harus mempersiapkan kendaraan yang akan digunakan. Namun, rasa lelah akan terobati dengan pemandangan indah di sepanjang perjalanan.

Sumberna ti : http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/stcontent.php?id=56&lang=id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Free Kakashi Cursors at www.totallyfreecursors.com