Sang Bimaraksa adalah cucu Wretikandayun sang pendiri kerajaan Galuh,
yang membantu Purbasora (putra Sempakwaja) untuk menggulingkan Sang Senna
(putra Mandiminyak) yang saat itu menjadi Raja di Galuh. Sempakwaja, Jantaka
dan Mandiminyak adalah putra dari Wretikandayun. Purbasora berhasil
menggulingkan Sena dan mulai memerintah Galuh pada tahun 716 masehi. Dan
BImaraksa Menjadi patih kerajaan Galuh. Sedangkan Sena sendiri berhasil
melarikan diri dan kemudian diangkat menjadi Raja di Mataram (kalingga
Utara).
Sena (putra Mandiminyak dengan Pwah Rababu) melaksanakan perkawinan
manu (menikah dengan saudari sendiri) dengan Sanaha (putri Mandiminyak
dengan Dewi Parwati) maka lahirlah Sanjaya tahun 683. Sanjaya berniat
membalas dendam terhadap Purbasora yeng telah mengusir ayahnya, Dengan
bantuanResiguru Rabuyut Sawal (penguasa di wilayah Gunung Sawal Ciamis) yang
mewariskan kitab setrategi perang bernama “Pustaka Ratuning Bala
Sarewu”, Sanjaya berhasil membentuk pasukan pilih tanding gabungan
dari pasukan Bumi Mataram, Bumi Sembara, dan Sunda. Akhirnya Purbasora yang
berusia 80 tahun gugur dibunuh Sanjaya pada pertempuran di Galuh. Namun
Senapati Bimaraksa berhasil meloloskan diri dan bersembunyi di Geger
Sunten.
Upaya kudeta muncul lagi saat Tamperan Barmawijaya (putra Sanjaya)
menjadi penguasa di Galuh. Tindakannya membunuh Permana Dikusumah secara
licik karena ingin memperistri Dewi Pangrenyep diketahui oleh Bimaraksa yang
namanya menjadi Aki Balangantrang. Aki Balangantrang adalah ayah dari Dewi
Naganingrum yang diperistri oleh Permana Dikusumah. Dari Dewi Naganingrum,
Permana Dikusumah alias Ajar Sukaresi memiliki putra bernama Sang Manarah
atau lebih terkenal dengan nama Ciung Wanara.
Geger Sunten pun ahirnya dijadikan tempat untuk menghimpun dan menyusun
kekuatan tempur yang dirahasiakan. Selama 6 tahun Bimaraksa berhasil
menyusun pasukan dari partisan-partisan kerajaan yang pernah dikalahkan oleh
Sanjaya. Diantaranya dari Saunggalah, sisa-sisa laskar Galuh, dan pasukan
Indraprahasta.
Tepat pada acara Tradisi Tahunan Sabung Ayam, pasukan Geger Sunten yang
dipimpin oleh Bimaraksa dan Ciung Wanara berhasil menggulingkan Tamperan
Barmawijaya dan membunuhnya. Sang Manarah pun naik tahta dan Bimaraksa
kembali Senapati Galuh. Kematian Tamperan Barmawijaya dan Dewi Pangerenyep
membuat murka Sanjaya. Gotrayudha pun pecah kembali, perang berkecamuk tanpa
ada yang kalah dan menang. Akhirnya Sang Resiguru Demunawan dai Saunggalah
berhasil melerai pertempuran itu, dan dicapailah kesepakatan
perdamaian.
Sumberna ti : www.kabar-priangan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar